Sabtu, 30 November 2013

RAGAM MAKANAN KHAS WONOSOBO

ANEKA OLAHAN BUAH CARICA




KRIPIK JAMUR
SUP CARICA


SOTO WONOSOBO

TEMPE KEMUUUUL

















KACANG DIENG


WORA WARI HISTORY


DESA JEBENG PLAMPITAN
“ WORA WARI “
RINTISAN DESA WISATA KECAMATAN SUKOHARJO
KABUPATEN WONOSOBO


                
Kecamatan Sukoharjo, memiliki Nilai Historis yang tersendiri, karena diwaktu penjajahan Belanda kala itu Sukoharjo merupakan Wilayah Kemantren yang kepemimpinannya di Desa Selamaya Kecamatan Sukoharjo Kabupaten Wonosobo, saksi hidup baik yang berupa tanah yang didirikan sebagi kantor kemantren juga masih ada, Bunga yang ditanam di sekitar Kantor kemantrean sebagai simbul Kemantren Sukoharjo yang tidak tumbuh dilain wilayah, yang bernama Bunga...........
Tetapi penulis, kali ini tidak akan mengupas tentang Sejarah Kemantren Sukoharjo.
Kecamatan Sukoharjo berdiri pada tanggal 24 Juli 2001 diresmikan oleh Bupati Wonosobo Bapak Drs.Trimawan Nugrohadi, M,Si. terdiri dari 17 (tujuh belas) desa, yaitu
1.  Desa Mergosari
2.  Desa Kupangan
3.  Desa Kajeksan
4.  Desa Pulus
5.  Desa Pucung Wetan
6.  Desa Tlogo
7.  Desa  Gunung Tugel
8.  Desa Sukoharjo
9.  Desa Rogojati
10.              Desa Karanganyar
11.              Desa Sempol
12.              Desa Plodongan
13.              Desa Gumiwang
14.              Desa Suroyudan
15.              Desa Jebeng Plampitan
16.              Desa Garung Lor
17.              Desa Kali Bening

Dari 17 (tujuh belas)  desa terdapat 1 (satu) desa yang mempunyai nilai sejarah dan asal usul menarik karena didukung dengan letak Geografisnya yang terdiri dari perbukitan, memiliki situs-situs yang unik dan letak yang sangat setrategis. Tetapi juga Desa yang lain tentunya memiliki nilai sejarah dan Asal Usul yang unik juga.
Kerena berbatasan dengan Kabupaten Banjarnegara dan membentang Sungai Tulis yang sekaligus memisahkan antara Kabupaten Wonosobo dan Kabupaten Banjarnegara.

Desa Jebeng Plampitan terletak disebelah Barat Laut Ibu kota Kecamatan Sukoharjo kurang lebih 8 (delapan) kilo meter. Ketinggian +  700 DPL. Masyarakatnya yang beragam dan memiliki dasar Agama yang sangat kuat yaitu agama Islam. Bahkan di Desa Jebeng Plampitan berdiri sebuah Pondok Pesantren yang diberi Nama“MADINNA TUSSALAM” yang dipimpin oleh seorang Kyai bernama Bp.K.H.Darto Wahap.
Juga Jebeng Plampitan memiliki sebuah Pasar Tradisional, yang beroperasi setiap hari Pahing dan Wage.

Juga dilihat dari Sektor Pendidikan:
Desa Jebeng Plampitan berketempatan Sekalah Lanjutan Tingkat Peratama (SLTP) yaitu SMP Negeri 2 Sukoharjo, posisinya terletak di Perbatasan antara Desa Suroyudan dan Desa Jebeng Plampitan. SMP Negeri 2 Sukoharjo memiliki jumlah murid cukup banyak, mengingat bahwa SMP Negeri 2 Sukoharjo yang menampung Murid yang berasal dari :
1.  Desa Plodongan
2.  Desa Gumiwang
3.  Desa Suroyudan
4.  Desa Jebeng Plampitan
5.  Desa Garung Lor dan
6.  Sebagian dari Desa Kali Bening.

Sektor Pertanian :
Khususnya Pertanian Hortikultura meliputi Buah Salak, Durian, Manggis dll
Tanaman Salak Pondoh bahkan sudah bisa dikirim ke luar jawa (Sumatra,Kalimantan).
Rata-rata penghasilan Primadona Masyarakat Jebeng Plampitan adalah dari Produksi buah salak Pondoh. Hal ini dibuktikan hampir disetiap rumah memliki kendaraan Roda dua (Sepeda Motor) juga banyak yang sudah bisa membeli kendaraan roda empat atau lebih. Memang sering di tingkat Kecamatan Sukoharjo mengadakan Lomba Buah Salak Pondoh, selain memang buahnya sudah banyak juga, semata-mata untuk memotifasi Petani Buah Salak Pondoh lebih menningkat dan kreatif. Artinya bahwa yang sekarang ini buah salak pondoh hanya dapat dijadikan makanan konsumsi buah segar, ternyata sudah meningkat diolah menjadi Kripik Salak Pondoh, minuman segar salak pondoh, manisan salak pondoh dan lain lain olahan yang bahan bakunya dari salak pondoh.
Pertanian Padi dan Polowijo juga sangat mendukung sebagai penghasilan yang cukup tinggi.
Rata-rata Tanaman Padi di Desa Jebeng Plampitan dapat mencapai 5-6 ton/Ha. Gabah kering giling.



Disisi lain Desa Jebeng Plampitan dahulu pernah hidup seorang tokoh masyarakat yang sangat berpengaruh terhadap masyarakat yang antara lain adalah :

a.   Kyai Jebeng dimakamkan di Dusun Pucung, Jebeng Plampitan
b.    Kyai Buntel  dimakamkan di Dusun Pagembrosan, Jebeng Plampitan (pinggiran S.Tulis)






Desa Jebeng Plampitan juga memliki Silsilah Kepemimpinan yang bijaksana ( Kepala desa ) yaitu :
1.
Karta Sentana
:
Thn.1920 s/d Thn 1942
2.
Karta Miharja  ( Wora-Wari )
:
Thn 1942   s/d Thn 1967
3.
Karta Wintana ( Pucung)
:
Thn 1967 s/d Thn 1987
4.
Warjo                ( Kenanga )
:
Thn1987 s/d Thn 1994
5.
Sukijo                 ( Wora-Wari)
:
Thn 1994 s/d Thn 2002
6.
Madyo               ( Wora-Wari)
:
Thn 2002 s/d Thn 2008
7.
Kiro                    ( Wora-Wari )
:
Thn 2008 s/d Thn 2014
Desa Jebeng Plampitan terdiri dari 6 (enam) Dukuh
a.   Dukuh Kuta Wuluh (Wora-Wari)
b.    Dukuh Pucung
c.    Dukuh Kuwarasan
d.   Dukuh Gundang Sari
e.    Dukuh Kenanga
f.    Dukuh Pagembrosan
‘Kyai Jebeng’ adalah salah satu dari murid Sunan Kali Jogo bersama dengan Sunan Geseng (Cakra Jaya)
Jebeng Plampitan artinya adalah “ Anak kecil yang pandai (lantip)” bahasa Jawa adalah “ WASKITA “.

Nama Jebeng Plampitan tidak hanya ada di Kecamatan Sukoharjo saja tetapi juga dijumpai nama yang sama  yaitu:
1. Di Kecamatan Watu Malang Kab.Wonosobo
2. Di Semarang dekat Puri Anjasmara.


Sektor Wisata.

Juga Desa Jebeng Plampitan merupakan Desa Rintisan Desa Wisata di Kecamatan Sukoharjo Kabupaten Wonosobo, karena memang diakui didesa tersebut memiliki tempat Wisata yang alami yaitu :
 “ GUNUNG KARANG “ juga memiliki asal usul yang tersendiri tentang terjadinya Gunung Karang tersebut.
Konon sebelum ada Desa Jebeng Plampitan, bahwa tempat itu dahulunya adalah Telaga ( Danau kecil ) yang memiliki sebuah mata air yang cukup besar. Karena diperkirakan oleh para tokoh masyarakat dahulu itu bisa dijadikan pemukiman yang sangat setrategis maka dengan kekuatan Goib oleh seorang Gadis (Bhs jawa) Perawan yang sedang Musoni (bahasa jawa) merajut Kasur, beliau meminta kepada sang Pencipta Alam agar Mata Air yang masuk ke Telaga tersebut di Tutup (bahasa jawa) di sumpeli.
 Terkabulah permintaanya maka dengan secara tiba-tiba sebuah Gunung yang berada tidak jauh dari Mata Air itu bagian atasnya patah (bahasa jawa) “ TUGEL” dan secara tiba-tiba juga potongan gunung tersebut terlempar dan jatuh persis di lubang Mata Air Telaga sehingga sepontan mata air mati. Dan akhirnya tempat dimana Gunung tersebut yang terpatahkan bagian atasnya di sebut dengan Gunung Tugel yang sekarang menjadi sebuah nama Desa di Kecamatan Sukoharjo. Potongan Gunung tersebut akhirnya lama kelamaan muncul kepermukaan dan terjadilan sebuah Gunung yaitu “GUNUNG KARANG”. Maka setelah Telaga itu mengering mulailah Masyarakat membuat sebuah wilayah pemukiman yang sekarang disebut Jebeng Plampitan. Disekitar Gunung Karang terdapat Satwa langka yang disebut oleh masyarakat sekitar ialah Hewan “LANDAK”.

Selain itu juga Jebeng Plampitan telah dimukan Situs-situs peninggalan Zaman Kuno yang antara lain berupa sebuah Nampan (Bintang) terbuat dari tembaga, Cincin emas yang bertuliskan bahasa Cina, sehingga di yakini bahwa dahulu di Wilayah Jebeng Plampitan adalah merupakan sebuah Kadipaten atau Kademangan yang mendapat pengaruh dari budaya Cina, maka Penulis menyimpulkan dimungkinkan sangat erat bahwa Kadipaten Jebeng Plampitan dibawah kekuasaan Maja Pahit.
Pada jaman Kerajaan Maja Pahit yang terkenal bahwa para tentaranya adalah sangat sakti, seperti halnya Maha Patih Gajah Mada yang mempunyai semboyan “AMUKTI PALAPA” Tidak berbeda dengan para Tokoh yang berada di Jebeng Plampitan dikala itu seperti, Kyai Jebeng, Kyai Buntel kesemuanya adalah orang-orang yang sangat sakti.

Hal ini dibuktikan bahwa sampai dengan sekarang Makam Kyai Buntel yang terletak dipingiran Sungai Tulis, setiap Sungai Sungai tersebut Pasang (bahasa jawa) Banjir, Makam Kyai Buntel tidak pernah tersentuh oleh air pasang, padahal air bah meluap sampai dengan lahan pertanian yang berada disekitar sungai Tulis. Hal ini membuktikan bahwa Makam tersebut memilik kekuatan Sakti.
Sungai Tulis yang medannya sangat menantang para penggemar arung jeram, medannya terjal, Alam sekitarnya juga sangat ramah.

Demikian Juga Makam Kyai Jebeng yang berada di Dusun Pucung juga tidak kalah Saktinya, konon ceritanya barang siapa yang di ijinkan bersemedi didalam Makam Kyai Jebeng akan di beri kekuatan yang sangat Sakti dan kecerdasan (hanya berlaku bagi yang beruntung). Anda tertarik silakan dicoba!.

Nama Dukuh Wora-Wari dahulu bernama Dukuh Kuta Wuluh. Hanya karena kebetulan membentang Kali (sungai) yang diberi nama Kali Wora-Wari, karena Kali tersebut bersumber dari Mata Air Gunung Wora-Wari yang terletak di desa Kali Bening Kecamatan Sukoharjo Kabupaten Wonosobo.


Sedikit berceritera tentang Kademangan Wora-Wari.
Bahwa pernah Demang Wora-Wari itu punya cita-cita ingin mempersatukan antara sebelah Utara Sungai Serayu dengan wilayah bagian Selatan Sungai Serayu yaitu Wilayah Sigaluh Kabupaten Banjarnegara, yang sekarang adalah Kecamatan Sigaluh. Dengan mendapat dukungan dan Simpatik dari banyak pengikut Demang Wora-Wari maka berangkatlah Tentera Kademangan Wora-Wari melangkah menuju ke Kademangan Sigaluh. Namun sebelum berangkat, beliau Ki Demang Wora-Wari membuat sebuah pertanda (bahasa jawa) Tengara kepada masyarakatnya atau bahasa jawanya Para Sentana dalem kademangan, apabila didalam peparangan dengan Tentera Kademangan Sigaluh nanti kalah maka Bunga Kenanga yang tumbuh di wilayah kademangan Wora-Wari akan Layu, dan untuk secepatnya menabuh Musik (bahsa jawa) Gending “UNDUR-UNDUR KAJONGAN”. Kalau menang dalam peperangan maka akan dibunyikan Musik/Gending “BAMBANG SINANGA”. Tetapi karena terbawa Emosional yang sudah memuncak untuk siap bertempur, maka Informasi tersebut terjadi Miskomunikasi, padahal pada saat penyerangan Wadya Kademangan Wora-Wari mendapat Kemenangan, tetapi salah tafsir para Sentana dalem yang berada di tempat segera membunyikan gending ‘UNDUR-UNDUR KAJONGAN’.Maka tempat yang untuk tumbuh Bunga Kenanga sekarang diingat sebagai nama Dukuh yaitu Dukuh Kenanga, yang seharusnya menabuh gending ‘BAMBANG SINANGA’ karena menang dalam berperang harus menggunakan Gending Bambang Sinanga malah terbalik yang dibunyikan Gending “Undur-Undur Kajongan”. Maka sepontan para Sentana Dalem Kademangan Jebeng Plampitan berpendapat bahwa dalam pertempurannya kalah, sepontanitas tidak ambil pikir panjang semua para Putri-putri Kademangan pada lari menuju ke Sungai Serayu untuk bunuh diri dengan cara menceburkan dirinya ke dalam Sungai. Akan tetapi perlu di ingat bahwa walupun meraka seorang Wanita/Putri tetapi Putri Tedake Sang Morotopo atau Tedake Sang Handono Warih artinya dari keturunan orang yang senang bertapa, tidak mokal bahwa semuanya memliki kesaktian juga. Seketika Batu yang digunakan untuk landasan terjun ke Sungai Serayu membekas sampai dengan waktu sekarang. Maka oleh Masyarakat sekitar disebut dengan (bahasa Jawa) “WATU GANGSA”. Yang terletak di wilayah Desa Sempol kecamatan Sukoharjo Kabupaten Wonosobo.
Sebutan itu juga diabadikan sebagai nama Blok Sawah di wilayah desa Sempol bernama Blok Sawah Watu Gangsa.
Sejak itulah Demang Wora-Wari berubah Nama menjadi Demang Sida Kala.
Oleh Demang Sida Kala Jebeng Plampitan juga disebut dengan nama “BUMI GEDONG”.





Jumat, 29 November 2013

JENG-JENG KE KOTA WONOSOBO

PARIWISATA KABUPATEN WONOSOBO



PESONA CANDI DIENG


TELAGA WARNA
PESONA GUNUNG KARANG JEBENG PLAMPITAN
INDAHNYA
ASYIIIK...


LAPANGAN PUSAT KOTA WONOSOBO

Rabu, 27 November 2013

SELAYANG PANDANG BAKTIKU
KELOMPOK DHARMA WANITA SMPN 2 SUKOHARJO WONOSOBO


PENDAHULUAN
Dharma Wanita Persatuan adalah organisasi istri PNS yang ditetapkan dalam Musyawarah Nasional luar biasa Dharma Wanita pada tanggal 7 Desember 1999, merupakan organisasi yang mandiri, tidak terikat pada partai politik manapun dan demokratis. Adapun visi, misi dan tujuan Dharma Wanita Persatuan adalah:

VISI:

Menjadi organisasi istri PNS yang kukuh, bersatu dan mandiri.


MISI: 

Menyejahterakan anggota melalui Bidang Pendidikan, Bidang Ekonomi dan Bidang Sosial Budaya.


TUJUAN:

Mewujudkan kesejahteraan anggota dan keluarganya melalui peningkatan kualitas sumber daya anggota guna mendukung tercapainya tujuan nasional.


II. Pedoman
Dengan berpedoman pada visi, misi dan tujuan organisasi, penyusunan Program Kerja Dharma Wanita Persatuan SMPN 2 Sukoharjo masa bhakti 2012 – 2017 dititikberatkan pada peningkatan kualitas sumber daya anggota dan kualitas ketahanan keluarga untuk mewujudkan kesejahteraan anggota dan keluarganya.

Dengan visi, misi dan tujuan tersebut, Dharma Wanita Persatuan diharapkan dapat menjadi organisasi kemasyarakatan yang dinamis, selaras dengan kebijaksanaan yang digariskan oleh Pemerintah RI.

III. Dasar Pertimbangan
1.      Memperhatikan bahwa:
  1. Tahun 2012 – 2017 merupakan masa bhakti untuk memantapkan organisasi Dharma Wanita Persatuan yang kukuh, dan mandiri.
  2. Indonesia telah sepakat memasuki pasar bebas antara ASEAN pada tahun 2003 dan pasar bebas antara Asia Pasifik pada tahun 2020, artinya kita akan menghadapi persaingan yang makin tajam pada berbagai bidang.
  3. Perubahan sistem pemerintahan RI terutama dengan adanya otonomi daerah yang mengubah tatanan pemerintahan yang berdampak pada organisasi Dharma Wanita Persatuan.
2.      Menghadapi kenyataan tersebut, maka titik perhatian utama organisasi Dharma Wanita Persatuan SMPN 2 Sukoharjo diarahkan untuk mewujudkan peningkatan kualitas sumber daya anggota dan keluarganya, agar mampu:
  1. Menjawab tantangan masa depan
  2. Meraih peluang bagi kehidupan yang lebih baik
  3. Memacu kreatifitas sesuai dengan tuntutan kemajuan
  4. Memiliki wawasan jauh ke depan
  5. Memiliki kemampuan untuk mengubah pola pikir dan sikap mental yang sesuai dengan perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan dengan senantiasa memperhatikan nilai kepribadian bangsa Indonesia
3.      Atas dasar pemikiran tersebut, dengan memperhatikan masukan dari hasil curah pendapat seluruh jajaran pengurus Dharma Wanita Persatuan SMPN 2 Sukoharjo dan hasil temu konsultasi dengan penasihat Dharma Wanita Persatuan SMPN 2 Sukoharjo, maka pelaksanaan kegiatan perlu:
  1. Meningkatkan kualitas sumber daya pengurus dan anggota
  2. Menyesuaikan tatanan organisasi dengan kebijaksanaan Pemerintah
  3. Meningkatkan ketahanan keluarga melalui kegiatan dalam berbagai aspek kehidupan
4.      Program kerja Dharma Wanita Persatuan SMPN 2 Sukoharjo merupakan acuan untuk menyusun Program Kerja pada Unsur Pelaksana di semua tingkat kepengurusan sesuai situasi dan kondisi masing-masing.

IV. Program Kerja
Dharma Wanita Persatuan SMPN 2 Sukoharjo masa bhakti Desember 2012-Desember 2017 di tata dalam 3 bidang kegiatan yang berlaku mulai 1 Januari – 31 Desember setiap tahunnya. Bidang kegiatan tersebut adalah :

A. Bidang Pendidikan
1. Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan melalui pendidikan sekolah dan luar sekolah.
  1. Pendidikan Sekolah
    Menyelenggarakan pemberdayaan anggota Dharma Wanita Persatuan SMPN 2 Sukoharjo secara terencana dan terarah sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku dengan bekerjasama dengan instansi terkait.
  2. Pendidikan Luar Sekolah
    Meningkatkan kemampuan dan ketrampilan serta memperluas wawasan anggota dan keluarga guna meningkatkan kesejahteraannya, antara lain dengan:
    1. Meningkatkan kualitas pertemuan saling asih, asah, asuh (Pengembangan Kepribadian).
    2. Kunjungan koordinasi dengan Pengurus Dharma Wanita Kecamatan dan Kabupaten.
    3. Pelatihan Program Komputer bagi pengurus dan Unsur Pelaksana Dharma Wanita Persatuan SMPN 2 Sukoharjo.
    4. Kursus kepemimpinan bagi para Ketua dan Wakil Ketua Unsur Pelaksana Dharma Wanita Persatuan SMPN 2 Sukoharjo.
    5. Kursus pengelolaan dan pengolahan limbah rumah tangga dan daur ulang sampah, dengan melibatkan generasi muda.
    6. Siraman rohani bagi anggota Dharma Wanita Persatuan.
2. Mengusahakan beasiswa atau santunan pendidikan bagi putra putri anggota.
3. Menyelenggarakan Perpustakaan dan Taman Bacaan Masyarakat untuk meningkatkan budaya baca serta memperluas wawasan bagi anggota dan keluarganya.
  1. Memasyarakatkan budaya gemar membaca bagi pengurus Dharma Wanita Persatuan Provinsi OKI Jakarta di perpustakaan.
  2. Menambah koleksi buku-buku pengetahuan dan keterampilan.
  3. Menerima tulisan/karya ilmiah dari para anggota.
  4. Menyebarluaskan tulisan bermanfaat bagi para anggota
B. Bidang Ekonomi
1. Melaksanakan Pemberdayaan Ekonomi Produktif untuk meningkatkan kemampuan ekonomi anggota.
  1. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan anggota untuk meningkatkan penghasilan anggota bekerjasama dengan Bidang Pendidikan dan instansi terkait, antara lain dengan menyelenggarakan pelatihan dan studi banding ke perusahaan makanan kecil YuasaFood dan Iain-lain.
  2. Memasarkan hasil karya dan usaha anggota.
2. Memasyarakatkan kehidupan berkoperasi.
  1. Menyelenggarakan bimbingan dan penyuluhan bagi anggota dalam upaya meningkatkan kesadaran anggota akan pentingnya kehidupan berkoperasi.
  2. Menganjurkan atau mengupayakan kegiatan pra koperasi menjadi koperasi berbadan hukum.
C. Bidang Sosial Budaya
1. Pembinaan dan Peningkatan Ketahanan Keluarga
Program ini diarahkan untuk menumbuhkan kerukunan antar anggota keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak serta menciptakan hubungan yang serasi, selaras dan seimbang antar anggota keluarga itu sendiri.
Bentuk-bentuk kegiatan yang mendukung program ini adalah:
  1. Kesetaraan dan Keadilan Gender (KKG) dan Pengarus Utamaan Gender (PUG)
    Kegiatan ini diselenggarakan dalam bentuk-bentuk pertemuan yang akan melibatkan antara lain para pengambil kebijakan, nara sumber dan pakar dari Perguruan Tinggi Negeri/Swasta, LSOM serta pemerhati pemberdayaan perempuan. Kegiatan ini akan dilakukan dalam bentuk:
    1. Seminar
    2. Sosialisasi
    3. Penyuluhan-penyuluhan
  2. Penanggulangan pornografi dan Pornoaksi di masyarakat.
  3. Penyuluhan penanggulangan HIV/AIDS dan Penyalahgunaan Narkoba.
  4. Kesehatan Jasmani/Rohani
    Kegiatan ini diselenggarakan dalam bentuk penyuluhan yang diselenggarakan bekerjasama dengan sektor terkait dalam rangka meningkatkan kesehatan jasmani dan rohani anggota keluarga. Kegiatan ini akan dilakukan dalam bentuk:
    1. Pengajian bekerja sama dengan Pondok Madinatussalam Jebeng Plampitan
    2. Penyuluhan Hidup Sehat
    3. Penyelenggaraan Jalan Sehat
  5. Kesehatan Reproduksi Keluarga
    Kegiatan ini diselenggarakan dalam rangka peningkatan pemahaman kesehatan reproduksi bagi keluarga partisipatif, berakhlak dan berbudaya. Kegiatan ini dilakukan dalam bentuk:
    1. Workshop Keluarga Berkualitas
    2. Penyuluhan dan pelayanan Deteksi Dini Kanker Leher Rahim dan pemeriksaan Papsmear
2. Pembinaan Kesetiakawanan Sosial dan Kepedulian Lingkungan Hidup
Program ini diarahkan untuk meningkatkan rasa kepedulian dan peran serta keluarga dan masyarakat Sukoharjo dalam rangka pemberdayaan keluarga kurang mampu atau penyandang masalah kesejahteraan sosial dan meningkatkan kepedulian terhadap lingkungan hidup.
Kegiatan ini akan dilakukan dalam bentuk:
  1. Pembentukan Koordinator Penanggulangan Bencana Alam/Musibah.
  2. Penyelenggraan Bhakti Sosial.
  3. Pelaksanaan Kurban.
  4. Penyelenggaraan Lomba antara lain Lomba Kebersihan dan Lomba Tanaman Obat Keluarga.
3. Pemahaman Nilai Wawasan Keanekaragaman Budaya.
Program ini diarahkan dalam rangka pelestarian dan persemaian nilai-nilai luhur budaya bangsa sebagai pola hidup keluarga dan masyarakat Sukoharjo yang bercirikan masyarakat modern yang mempunyai nilai tata krama.
Kegiatan ini dilakukan dalam bentuk :
  1. Komunikasi Informasi Edukasi tentang Sopan Santun, Budi Pekerti dan Perilaku Sehat.
  2. Lomba Kesenian (tari topeng, gambyong, dan kuda kepang) dan Lagu daerah, Lomba Demo Masakan Desa, Lomba Busana khas desa.
  3. Sosialisasi Cinta Produksi Dalam Negeri.